Sabtu, 11 Desember 2010

Lampu Jalan Bertenaga Surya Yang Ramah Lingkungan

Kenaikan permintaan energi dan terbatasnya energi telah membuat desainer datang dengan alternatif energi matahari. Ini dia lampu jalan generasi berikutnya yang bertenaga matahari.

Ilmuwan bekerjasama dengan designer menciptakan dan menerapkan dengan solusi pencahayaan yang lebih baik untuk masa depan dan membuat jalan-jalan hijau dan aman.

1. Solar Powered Invisible Streetlight


Lampu jalan Invisible adalah lampu jalan tenaga surya yang meniru daun dan dapat tersembunyi di antara tanaman alami di sisi jalan. Terdiri dari injeksi ganda silikon, aluminium dan foto kapasitor, lampu ini terus bersinar sepanjang malam. Perancangnya adalah Jogoh Lee.


2. Ross Lovegrove’s Solar Tree


Desainer Ross Lovegrove merancang lampu ini dengan sistem pencahayaan jalan inovatif yang bergantung pada energi matahari. Idenya adalah untuk membawa seni dengan konsep pohon surya, dibuat dengan teknologi modern pipa lentur.
 
Ini contoh Lampunya di museum Angewandte Kunst di Wina. Dibuat dengan memperhatikan estetika dan teknologi ramah lingkungan.

3. SonUmbra



SonUmbra telah dirancang oleh Loop.pH sebagai sistem pohon yang unik, interaktif dan bertenaga surya pencahayaan. Strukturnya terbentuk dengan helai kain tenunan yang memancarkan cahaya ke dalam jaring dan cabang yang berkilau.

SonUmbra mendapatkan energinya dari PV-kanopi yang memanfaatkan energi matahari di siang hari dan disimpan dlm baterai onboard untuk menerangi setelah gelap.





4. Light Tree



Light Tree dirancang oleh perancang Omar I. Huerta Cardoso. Disusun seperti pohon dengan sel surya nanotube yang memberikan estetika yang unik. Konsep ini gabungan teknik hidroponik dengan teknologi sel surya dan air untuk mensuplai energi pada berbagai LED ultra-terang.



5. Solar Sunflowers



Desainer Harries / Heder, menciptakan konsep bunga matahari bertenaga surya di Austen, Texas. 15 bunga (seperti panel photovoltaic) menyerap energi matahari untuk hasilkan aliran energi terbarukan.

Terletak pada jalur pejalan kaki dan jalur sepeda antara desa Mueller dan jalan raya Austin I-35. Solar Sunflower tidak hanya menawarkan keteduhan untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda, tetapi juga mengumpulkan energi pada siang hari lalu menggunakannya untuk menyalakan LED pada malam harinya.







6. Solar Mallee Trees

Terdapat di Adelaide, memberikan pemandangan yang spektakuler. Berada di luar Adelaide Festival Centre, pohon indah ini berbentuk unik dengan tenaga surya dan dibangun untuk program go green.

Pohon dengan panel surya di atasnya memberikan pencahayaan di sekitar daerah itu. Setiap pohon mampu menghasilkan 864 kWh/tahun. Energi yang dihasilkan digunakan untuk menyalakan lampu malam.


 

 




7. Luceplan Sky



Dirancang oleh Alfredo Häberli, mengandalkan energi matahari untuk menerangi jalan-jalan setelah gelap. Panel PV terletak di atas untuk mengisi baterai lampu pada siang hari. Lalu digunakan untuk menyalakan LED yang dapat melepaskan pencahayaan intens dan berkepanjangan di daerah tersebut.




8. Solar Forest



Konsep ini mengkondisikan pohon seperti terstruktur di hutan. Solar Forest tersusun dari pohon-pohon yang terdiri dari daun fotovoltaik, bertujuan untuk mengumpulkan tenaga surya.

Pada setiap pohon memiliki stopkontak listrik yang digunakan untuk mengisi daya listrik. Selain menyediakan tenaga, daun photovoltaic juga memberikan keteduhan pada mobil-mobil yang parkir di bawahnya. Konsep ini akan segera terwujud di Inggris dan Italia.
 

 


 

http://wahw33d.blogspot.com/2010/12/lampu-jalan-bertenaga-surya-yang-ramah.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+wahw33d+%28kumpulan+aneka+artikel+%27n+tips+menarik%29

Pohon Sintetis Untuk Menggantikan Fungsi Pohon Asli

Ide brilian bisa datang dari mana saja. Untuk tugas sekolah, sepuluh tahun lalu, Klaus Lackner menyarankan anak perempuannya membuat penyerap debu. Ternyata tugas sekolah sang anak memantik profesor geofisika di Universitas Columbia, Amerika Serikat, itu berpikir lebih jauh.


Dia lantas merancang alat penyerap karbon dioksida dari polusi kendaraan bermotor dan pabrik. Dinamai "pohon sintetis", alat itu bisa menyerap CO2 seribu kali lipat dari pohon alam.

Kini Laboratorium Global Research Technologies, Colorado, mengembangkan pohon sintetis berbahan aluminium. Dan Komisi Energi Amerika telah menyetujuinya. "Tujuan akhir proyek ini adalah menyingkat 100 ribu tahun penyerapan polusi oleh pohon menjadi 30 menit saja," kata Lackner kepada CNN pekan lalu.


Bentuk pohon sintetis mirip antena penyerap sinar ultraviolet--berukuran 30 x 5 meter. Dasar kerjanya sama, yakni menghadang karbon dioksida di udara. Seperti pohon asli, panel Lackner mampu mengembuskan oksigen. Sisa karbon bisa dipakai untuk mesin pengeboran minyak lepas pantai, hidrokarbon, atau avtur.

Satu pohon sintetis bisa menyerap karbon dioksida seluas satu hektare, atau setara dengan 90 ribu ton CO2 (emisi dari 15 ribu mobil) dalam setahun. Jika pohon sintetis bisa diproduksi massal dan efektif bekerja di negara-negara maju, emisi karbon di dunia bisa berkurang setidaknya seperlimanya.

Setiap tahun ada 29 miliar ton karbon dioksida terpompa ke atmosfer: 80 persen berasal dari kendaraan bermotor. Setiap 1 gram bensin menghasilkan 3,14 gram karbon dioksida. Di Indonesia, konsumsi bensin per tahun mencapai 584 juta barel per tahun. Artinya, ada 291,5 juta ton karbon dioksida yang kita hasilkan dalam satu tahun.

Berikut ini cara kerjanya :



http://wahw33d.blogspot.com/2010/11/pohon-sintetis-untuk-menggantikan.html

Pohon Dengan Penerangan Bioluminescence

Memanfaatkan cahaya bioluminescence, sekelompok peneliti menemukan cara baru untuk menerangi jalanan di seluruh dunia. Dengan membuat nanopartikel emas, peneliti Taiwan berhasil mengubah pohon jadi lampu penerang jalan.


 
Peneliti asal Academia Sinica dan National Cheng Kung University di Taipei dan Tainan tersebut tengah mencari alternatif lain dari bubuk fosfor yang digunakan untuk lampu Light Emitting Diode (LED). Zat yang dicari adalah alternatif yang lebih murah namun tidak mengandung zat berbahaya.

“Light emitting diode (LED) telah menggantikan sumber cahaya tradisional di banyak panel display dan lampu lalu-lintas di jalan-jalan di seluruh dunia,” kata Professior Shih-Hui Chang, seperti dikutip dari DailyTech, 18 November 2010.

Chang menyebutkan, banyak LED, khususnya LED berwarna putih menggunakan bubuk fosfor untuk menstimulasi berbagai panjang gelombang cahaya. “Sayangnya, bubuk fosfor sangat beracun dan harganya juga mahal,” ucapnya.

“Untuk itu, Dr. Yen-Hsun Su, menggagas ide untuk mencari metode yang lebih aman dari zat kimia, untuk menggantikan bubun fosfor,” ucap Chang.

Peneliti kemudian mengambil pohon Bacopa caroliniana dan daunnya ditaburi nanopartikel emas. Ternyata, menggunakan sinar ultraviolet, nanopartikel emas itu kemudian menghasilkan pendaran biru-ungu yang memicu pengeluaran cahaya merah di sekitar klorofil tumbuhan. Klorofil ini menyebabkan daun-daun pohon memancarkan cahaya merah.

Peneliti yakin bahwa kreasi mereka merupakan alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan pencahayaan tradisional dengan mengurangi polusi cahaya dan emisi karbon. Selain itu solusi baru ini juga mengurangi biaya untuk listrik.

“Di masa depan, bio-LED bisa digunakan untuk membuat pohon-pohon di sisi jalan menjadi terang di saat malam. Cara ini akan menghemat energi dan menyerap CO2 karena cahaya bio-LED akan menyebabkan kloroplas melakukan fotosintesis,” kata Dr. Yen-Hsun Su.
 
http://wahw33d.blogspot.com/2010/11/pohon-dengan-penerangan-bioluminescence.html

Minggu, 05 Desember 2010

Rumah Portable Yang Mengusung Konsep Go Green

Gerakan penghijauan sedang banyak digalakkan akhir-akhir ini. Banyak cara kita untuk mengurangi pemanasan global Salah satunya adalah dengan cara membuat rumah portable. Apaan sih rumah portable?


Inisiatif ini muncul dari otak cemerlang Daiha Fei. Daihai Fei, seorang mahasiswa Cina telah membuat sebuah rumah portable yang ramah lingkungan. 

Rumah yang berbentuk seperti telur ini punya rangka yang terbuat dari bambu dan kemudian diatasnya dilapisi sebuah karung serta sebuah panel surya di bagian atas untuk digunakan sumber listrik di dalam rumah kecil ini. 


Yang menarik disinilah adalah karung yang digunakan dimana berisi serbuk gergaji dan biji rumput dimana dengan rajin menyirami karung yang ada maka rumput akan tumbuh dan secara otomatis atap yang dipenuhi rumput selain membuat penghijauan sekaligus sebagai lapisan untuk menyerap panas atau sama seperti sistim Atap Hijau (Green Roof) 

Di dalam bangunan ini hanya terdapat sebuah ranjang, wastafel kecil, lemari kecil dan sebuah lampu yang menggunakan tenaga dari panel surya.

Untuk membuatnya mudah dipindah, juga telah dipasang roda di bagian bawah untuk memudahkan rumah kecil ini ditarik kemanapun anda mau.

Daihai Fei mengatakan bahwa dengan rumah kecil ini, dia bisa hemat banyak karena sudah tidak perlu lagi bayar kos-kosan segala .






http://wahw33d.blogspot.com/2010/12/rumah-portable-yang-mengusung-konsep-go.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+wahw33d+%28kumpulan+aneka+artikel+%27n+tips+menarik%29

Greensburg, Kota Mati Yang Disulap Menjadi Kota Hijau




Greensburg adalah sebuah kota yg terletak di Kansas di bagian tengah Negara USA. Jumlah penduduknya adalah 1574 jiwa pada sensus tahun 2000. Di malam hari pada tanggal 4 Mei 2007, Greensburg diterjang oleh angin tornado besar yang datang secara cepat dan tiba-tiba, sehingga 95 % dari kota tersebut mengalami kehancuran. Angin tornado tersebut juga menewaskan 13 orang penduduk. Dan seketika itu Greensburg menjadi sebuah kota mati atau kota hantu. 

Dan akan sangat mudah bagi para pendudunya untuk pergi dan meninggalkan kota tersebut. Tetapi dewan kota memutuskan untuk mengubah tragedi ini menjadi sebuah kesempatan: mereka memutuskan bahwa mereka akan membangun kembali kota, dan setiap struktur kota itu akan dibangun dengan standar LEED Platinum.


Greensburg benar-benar hancur setelah diterjang tornado tersebut. Bagi para penduduk, itu adalah badai terbesar yg pernah mereka lihat dalam hidup mereka. Kecepatan tornado pada waktu itu adalah 205 mil perjam dan lebarnya mencapai 1,7 mil, lebih lebar daripada lebar kota itu sendiri.


Setelah kehancuran yang mengerikan, anggota dewan kota menghabiskan 12 minggu melelahkan untuk mengembangkan rencana pemulihan. Mereka memutuskan bahwa dana untuk bantuan darurat akan lebih baik untuk membuat kota itu lebih berkelanjutan dan layak untuk ditempati. Sebelum badai, orang-orang muda sudah pindah berbondong-bondong dan tidak ada yang datang untuk menggantikan mereka. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kesempatan mendapatkan ekonomi yg baik di kota tersebut dan para pejabat kota takut bahwa hari-hari kota Greesnburg tinggal menunggu waktu saja.


Setelah badai yg sangat dasyat tersebut Greensburg diberi kesempatan yg tidak biasa untuk membangun kota mereka . Para penduduk tidak hanya akan membangun kembali kota mereka, mereka akan membangun kembali dengan teknik hijau modern dan bahan-bahan yang sederhana tidak tersedia pada saat kota itu didirikan. Mereka akan membangun kota eco pertama di dunia.


Mewajibkan semua bangunan kota untuk mematuhi standar LEED Platinum membuat Greensburg menjadi kota pertama di Amerika Serikat yang benar-benar menjadi “hijau” secara keseluruhan. Para pemilik rumah didorong untuk membangun rumah mereka mengikuti standar lingkungan yang tinggi.


Selain membangun kembali sturuktur yg rusak menjadi baru, kota ini juga membangun sebuah “ladang angin” untuk menyediakan energy yang bersih bagi kota. Selain itu sekolah ramah lingkungan yg baru dibuka untuk para siswa. Sebuah inkubator bisnis (bertempat di sebuah gedung yang indah dan ramah lingkungan, tentu saja) juga dibangun untuk membantu masyarakat setempat memulai dan mempertahankan bisnis yang akan membuat hidup menjadi lebih baik baik ke masa depan Greensburg.


Perumahan dan sektor komersial kota telah selesai dibuat ulang dan dilahirkan kembali. Warga yang menghabiskan lebih dari dua tahun, tinggal di trailer Darurat FEMA pindah ke rumah baru mereka yang ramah lingkungan, dan sekolah-sekolah dan bisnis di kota akhirnya kembali normal. Sebuah taman mendorong warga masyarakat untuk bekerja sama untuk membuat setiap rumah dan setiap keluarga menjadi lebih sehat. Bahkan beberapa warga yang memutuskan untuk meninggalkan Greensburg setelah tornado kembali untuk tinggal di kota yang telah direvitalisasi.


Pejabat kota percaya bahwa kota ini akan dibangun kembali sepotong demi sepotong, orang akan terus menghargai dan meningkatkan rumah hijau baru mereka . Sejak tornado mengerikan, warga secara konsisten memperbaiki dan meningkatkan setiap aspek kota.

sumber:
http://wahw33d.blogspot.com/2010/12/greensburg-kota-mati-yang-disulap.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+wahw33d+%28kumpulan+aneka+artikel+%27n+tips+menarik%29