Jumat, 14 Oktober 2011

Pemandangan Menakjubkan, Ribuan Cacing Bercahaya Menerangi Gua di Selandia Baru


Pada pandangan pertama, tampaknya perahu pada gambar di bawah ini seperti berada di luar angkasa dan para penumpangnya sementara mengambang di antara bintang-bintang.

Namun foto-foto yang luar biasa ini sebenarnya diambil pada kedalaman 45 meter di bawah tanah, pada sebuah gua yang diterangi oleh cacing bercahaya.


Gua kapur yang di Waitomo, Selandia Baru, merupakan rumah bagi ratusan ribu cacing bercahaya, yang menerangi gua seperti bintang-bintang berwarna biru.

Gua yang diperkirakan berusia 30 juta tahun ini ditemukan pada tahun 1940-an, dan sebelumnya dianggap hanya sebagai legenda kaum Maori.

Namun sekarang para wisatawan dan pecinta alam dapat menjelajahi gua ini dengan perahu untuk mengagumi fenomena alam yang menakjubkan.

Wisatawan dibuat takjub saat melihat cacing bercahaya.

Gua ini adalah tempat perkembangbiakan yang sempurna untuk cacing bercahaya, yang hanya dapat bertahan hidup di tempat yang sangat gelap dan lembab, dimana cahaya mereka dapat dilihat.

Mereka juga membutuhkan langit-langit yang hampir horisontal, untuk menggantung jaring guna menangkap mangsa mereka, yakni lalat dan serangga kecil lainnya.

Menurut legenda Maori, Danau Te Anau, di dalam gua itu diciptakan oleh seorang istri yang tidak setia. Dimana Te Horo, kepala suku Maori, menemukan sebuah mata air suci di daerah itu dan mengatakan kepada istrinya, dan menyuruhnya bersumpah untuk merahasiakannya.

Namun, ketika Te Horo melakukan sebuah perjalanan, istrinya membawa kekasihnya ke mata air tersebut. Begitu wajah sang isteri tercermin pada air, mata air itu pun meledak, menenggelamkan desa dan membentuk Danau Te Anau.

Dan gua Te Anau serta Cacing bercahayanya hilang dalam legenda sampai seorang penjelajah asal Selandia Baru, Lawson Burrows, menemukan gua tersebut pada tahun 1948.


“Itu adalah pemandangan yang fantastis, seperti sebuah cerita fiksi, dan sebuah tempat yang aneh tapi sama sekali tidak menakutkan.” tutur Burrows.

Sumber :
http://www.apakabardunia.com/2011/09/pemandangan-menakjubkan-ribuan-cacing.html

Glass Igloo, Kamar Hotel Dengan Pemandangan Aurora

Yang lagi mau bulan madu, nih ada tempat keren dan romantis dimana anda bisa tidur sambil melihat indahnya langit-langit dengan pemandangan lampu aurora (Aurora Borealis).

Terletak di dekat Finlandia sana, Hotel Kakslauttanen menawarkan kamar khusus yang disebutnya dengan Glass igloo.




Sesuai namanya, bentuknya tentu mirip sebuah iglo dan punya atap yang terbuat dari kaca sehingga kita bisa tiduran sambil melihat langit-langit yang begitu indah.

Kacanya juga bukan kaca biasa melainkan kaca thermal sehingga walaupun berada di tengah salju akan membuat ruangan punya suhu yang stabil dan cukup hangat.

Kaca thermal ini juga membuat salju tidak akan menempel dan selalu jernih sehingga anda tetap bisa terus melihat langit-langit.

Untuk bisa menginap di Glass Igloo ini anda harus keluarkan uang sekitar US$ 458 (sekitar Rp. 4 jutaan), tidak mahal sih untuk sebuah sensasi baru, hanya tiket pesawatnya saja yang mahal kali yah.
 













Sumber :
http://www.apakabardunia.com/2011/10/glass-igloo-kamar-hotel-dengan.html

Desa Terapung di Danau Titicaca yang Menakjubkan

Bayangkan, bangun tidur dan kemudian melihat dunia mengapung melewati jendela kita, kira-kira bencana apa yang sedang terjadi?

Banjir bandang atau badai mimpi buruk sedang menerjang rumah kita? Atau ini hanya suatu hari yang biasa saja di ranjang rumput terapung di danau Titicaca.

http://4.bp.blogspot.com/_9VB_V_v41Ao/SxHGPIHINNI/AAAAAAAAHNE/BOjIpYwwj80/s1600/005.jpg

Berlokasi di ketinggian 3812 meter di padang Peruvian, di sini terdapat 40 pulau-pulau terapung. Awalnya dibuat oleh orang-orang Uros dari Peru dari jaman Inca, pulau-pulau cantik ini digunakan untuk tempat pelarian dan berlindung dari peperangan yang tidak pernah berhenti di tanah airnya.

Cara suku Uros ini bisa benar-benar membuat mereka sulit dijangkau oleh agresor, dan karena dikerjakan dengan sangat baik oleh masyarakat mereka selama berabad-abad, sepertinya tidak ada alasan untuk berpindah ke tanah daratan.

http://4.bp.blogspot.com/_9VB_V_v41Ao/SxHGNwlhuRI/AAAAAAAAHMs/ZdYHkU8U44Y/s1600/001.jpg


Dibuat dengan tangan yang penuh ketelitian, pedesaan terapung ini disusun dari lapisan-lapisan rumput ilalang tortora yang dijadikan satu dan diikatkan ke suatu struktur dasar terapung, seperti ponton.

Hasilnya adalah seperti rakit raksasa, dan hebatnya mampu menahan beban yang berat dan besar.

http://4.bp.blogspot.com/_9VB_V_v41Ao/SxHGOPto3pI/AAAAAAAAHM0/1jaf-HsjsEo/s1600/002.jpg

Pulau-pulau ini sebenarnya cukup mutakhir dan bisa dipaksa dibebani tetapi juga harus diperbaiki secara berkala untuk memelihara kekuatannya.

Ketika ilalang-ilalang tua mulai terlepas dari struktur dasarnya, ilalang-ilalang baru menggantikannya di permukaannya.

Rumput-rumput ilalang ini diambil dengan hati-hati dari pinggiran danau Titicaca. Pulau-pulau ini ditambatkan di tempatnya dengan tali-tali yang diikatkan ke tiang-tiang kayu ke dasar danau.

http://1.bp.blogspot.com/_9VB_V_v41Ao/SxHGOvRLJ5I/AAAAAAAAHM8/Tv5v_38ZhI0/s1600/003.jpg

Hanya sedikit dari pulau-pulau itu yang mau menerima pengunjung, yang bukan berarti hal yang tidak baik karena ada laporan yang menyebutkan tradisi hidup suku Uros ini berubah cepat karena bertambahnya interaksi mereka dengan para turis.

Para penghuni danau ini menganggap dirinya sebagai pelindung danau dan konon lebih dahulu dari peradaban Inca, dan menurut legenda dari generasi ke generasi, bahkan sudah ada sebelum matahari, bintang, dan bulan.

Tidak heran mereka khawatir akan direcoki oleh orang-orang yang ingin tahu banyak tentang mereka.

Sumber :
http://www.apakabardunia.com/2011/09/desa-terapung-di-danau-titicaca-yang.html